Pages

Sabtu, 28 Februari 2015

SISTEM STARTER (STARTING SYSTEM)

SISTEM STARTER
(STARTING SYSTEM)

          Saat mesin dalam keadaan mati, tidak ada tenaga yang dihasilkannya. Karena
itu mesin tidak dapat memutarkan dirinya sediri pada saat akan dihidupkan. Tenaga
untuk memutarkan mesin pertama kali harus berasal dari luar mesin. Gerakan awal
untuk memutarkan mesin diperlukan untuk melakukan proses kerja mesin mulai dari
langkah isap, kompresi (saat akhir langkah kompresi busi memercik pada motor
bensin atau bahan bakar diinjeksikan pada motor diesel), kemudian usaha (terjadi
pembakaran) sehingga mesin dapat hidup, dan langkah buang. Jadi yang memberikan
tenaga pertama kali untuk melakukan proses kerja mesin berasal dari luar mesin.
Sistem yang memberikan tenaga awal untuk menghidupkan mesin disebut dengan
sistem starter.

Gb. Sistem Starter pada Kendaraan

          Gambar di atas memperlihatkan mesin sebuah kendaraan. Motor starter pada
mesin tersebut terletak di bagian belakang mesin karena saat bekerja motor starter
harus berkaitan dengan roda penerus (flywheel) pada mesin tersebut. Jika motor
starter bekerja atau berputar, roda gigi (pinion gear) pada motor starter memutarkan
roda penerus sehingga poros engkol berputar. Gerakan putar inilah yang
menyebabkan piston bergerak untuk melakukan proses isap, kompresi, usaha, dan
buang sehingga mesin dapat hidup. Sistem starter pada kendaraan meliputi beberapa
komponen yaitu motor starter, kunci kontak, baterai, dan kabel-kabel penghubung
antar komponen (harness). Sumber energi untuk menggerakan motor starter berasal
dari baterai.
          Sistem starter bekerja untuk mengubah energi listrik dari baterai menjadi
energi gerak (mekanik/putaran). Komponen utama untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik adalah motor listrik. Motor ini harus dapat membangkitkan
momen puntir yang besar untuk dapat memutarkan mesin saat pertama kali
dihidupkan. Kecepatan minimum yang diperlukan untuk menghidupkan mesin berbeda
tergantung dari konstruksi dan kondisi kerja mesin.

A. Komponen dan Fungsi Komponen Sistem Starter
        Sistem starter menggunakan motor listrik untuk memutarkan mesin sehingga
sistem bahan bakar dan sistem pengapian (pada mesin bensin) dapat bekerja. Motor
starter menggerakan atau memutarkan mesin pada saat gigi pinion dan ring gear pada
roda penerus berkaitan. Beberapa komponen yang ada pada motor starter di
antaranya adalah baterai, kunci kontak, saklar netral pada transmisi (hanya pada
model tertentu), saklar magnetik / solenoid (magnetic switch), dan motor starter.
Gb. Komponen dan Rangkaian Sistem Starter

Berikut ini dijelaskan secara singkat fungsi komponen pada sistem starter:

1.  Baterai
Baterai pada sistem starter berfungsi sebagai sumber energi yang
menyediakan arus listrik sehingga motor starter dapat bekerja dan memutarkan mesin.
2.  Kunci kontak
Kunci kontak berfungsi untuk mengaktifkan sistem starter dengan memberikan
arus dari terminal ST (starter) pada kunci kontak ke solenoid. Skema kunci kontak dan
terminal-terminalnya digambarkan pada gambar di bawah ini. Pada sistem starter,
terminal yang dipakai adalah terminal ST dan dihubungkan dengan motor starter pada
terminal 50.
Gb. Kunci Kontak

3.  Saklar netral pada transmisi
Saklar ini berfungsi sebagai pengaman saat mesin di-start agar kendaraan
tidak meloncat atau jalan saat distarter. Dengan adanya saklar ini, maka saat gigi
transmisi berada pada posisi gigi tertentu mesin tidak dapat di-start kecuali transmisi
dalam keadaan netral. Tidak semua kendaraan dilengkapi dengan saklar ini, jadi
hanya pada kendaraan tertentu saja.
4.  Solenoid
Solenoid berfungsi sebagai saklar utama yang  memungkinkan arus yang
besar mengalir dari baterai ke motor starter. Selain itu, solenoid juga berfungsi untuk
mendorong roda gigi pinion motor starter sehingga berkaitan dengan roda gigi
penerus (ring gear). Solenoid bekerja berdasarkan gaya magnet yang dibangkitkan
oleh kumparan yang ada di dalamnya.
5.  Motor starter
Motor starter berfungsi untuk mengubah energi listrik yang berasal dari baterai
menjadi energi mekanik atau energi gerak / putaran. Tenaga yang
dihasilkan digunakan sebagai penggerak awal untuk memutarkan poros engkol
melalui roda penerus (flywheel) sehingga proses kerja mesin mulai dari langkah isap,
kompresi, usaha dan buang dapat terjadi dan mesin dapat hidup. Motor starter yang
banyak digunakan ada beberapa macam yaitu motor starter tipe konvensional, motor
starter tipe reduksi, dan motor starter tipe planetari.

B. Cara Kerja Sistem Starter Konvensional
          Kerja sistem starter ini terbagi menjadi tiga keadaan, yaitu saat kunci kontak
pada posisi posisi start (ST), saat gigi pinion berhubungan dengan gigi pada roda
penerus (flywheel), dan saat kunci kontak kembali pada posisi ON atau IG. Berikut
dijelaskan cara kerja sistem starter pada tiap posisi.

Saat kunci kontak posisi start (ST)

Gb. Kerja sistem starter saat kunci kontak posisi ST

          Kunci kontak (ignition switch) yang diputar pada posisi start menyebabkan
terjadinya aliran arus ke kumparan penarik (pull-in coil) dan ke kumparan penahan (hold in coil)
yang secara bersamaan.
          Aliran arus pada kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil
menyebabkan terjadinya kemagnetan pada kedua kumparan tersebut. Letak punyer di
dalam solenoid yang tidak simetris atau tidak berada di tengah kumparan
menyebabkan plunyer tertarik dan bergerak ke kanan melawan tekanan pegas
pengembali (return spring). Karena ada aliran arus (kecil) dari pull-in coil ke kumparan
medan dan ke kumparan armatur, maka medan magnet yang terbentuk pada
kumparan medan dan armatur lemah sehingga motor starter berputar lambat.  Pada
saat plunyer tertarik, tuas penggerak (drive lever) yang terpasang pada ujung plunyer
juga akan tertarik ke arah kanan. Bagian tengah tuas penggerak terdapat baut yang
berfungsi sebagai engsel sehingga tuas penggerak bagian bawah yang berkaitan
dengan kopling starter (starter clutch) bergerak ke kiri mendorong gigi pinion agar
berkaitan dengan ring gear. Pada kondisi plunyer tertarik (plat kontak belum
menempel), motor starter berputar lambat. Putaran lambat ini membantu gigi pinion
agar mudah masuk atau berkaitan dengan ring gear.

Saat gigi pinion berhubungan dengan ring gear

Gb. Kerja sistem starter saat gigi pinion berhubungan dengan ring gear

         Plunyer bergerak ke kanan pada saat kumparan pull-in coil  dan kumparan
hold-in coil menghasilkan medan magnet. Gerakan ini menyebabkan gigi pinion
berkaitan penuh dengan ring gear dan plat kontak pada bagian ujung kanan plunyer
menempel dengan terminal utama pada solenoid sehingga terminal 30 dan terminal C
terhubung. Arus yang besar dapat mengalir melewati kedua terminal tersebut. Pada
keadaan ini tegangan di terminal 50 sama dengan tegangan di terminal 30 dan
terminal C. Karena tegangan di terminal C sama dengan tegangan di terminal 50,
maka tidak ada arus yang mengalir ke kumparan pull-in coil dan kemagnetan di
kumparan tersebut hilang. 
          Aliran arus yang besar melalui kumparan medan dan kumparan armatur
menyebabkan terjadinya medan magnet yang sangat kuat sehingga motor starter
berputar cepat dan menghasilkan tenaga yang besar untuk memutarkan mesin.
Medan magnet pada kumparan pull-in coil dalam kondisi ini tidak terbentuk karena
arus tidak mengalir ke kumparan tersebut. Selama motor starter berputar plat kontak
harus selalu dalam kondisi menempel dengan terminal utama pada solenoid. Oleh
sebab itu, pada kondisi ini kumparan hold-in coil tetap dialiri arus listrik sehingga
medan magnet yang terbentuk pada kumparan tersebut mampu menahan plunyer dan
plat kontak tetap menempel. Dengan demikian, meskipun kumparan pada pull-in coil
kemagnetannya hilang, plunyer masih dalam kondisi tertahan.

Saat kunci kontak kembali ke posisi ON (IG)
Gb. Kerja sistem starter saat kunci kontak kembali ke posisi ON (IG)

          Setelah mesin hidup, maka kunci kontak dilepas dan posisinya kembali ke
posisi ON atau posisi IG (ignition). Namun demikian sesaat setelah kunci kontak di
lepas, plat kontak masih dalam kondisi menempel. Pada keadaan ini terminal 50 tidak
akan mendapatkan lagi arus listrik dari baterai.
          Seperti dijelaskan pada aliran arus nomor (1), motor starter masih dialiri arus
yang besar sehingga pada saat ini motor starter masih berputar. Aliran arus seperti
yang dijelaskan pada nomor (2) terjadi juga pada kumparan pull-in coil dan kumparan
hold-in coil
Aliran arus dari terminal C ke kumparan pull-in coil dan kumparan hold-
in coil arahnya berlawanan sehingga medan magnet yang dihasilkan juga akan
berlawanan arah kutubnya sehingga terjadi demagnetisasi atau saling menghilangkan
medan magnet yang terbentuk oleh kedua kumparan tersebut. Akibatnya, tidak ada
kekuatan medan magnet yang dapat menahan plunyer sehingga plunyer akan
bergerak ke kiri dan kembali ke posisi semula sehingga plat kontak terlepas dari
terminal 30 dan terminal C. Arus yang besar akan berhenti mengalir dan motor starter
berhenti berputar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blue Fire Pointer

Blogroll

About