SISTEM STARTER
(STARTING SYSTEM)
Saat mesin dalam keadaan mati, tidak ada tenaga yang
dihasilkannya. Karena
|
itu mesin tidak dapat memutarkan dirinya sediri pada saat akan
dihidupkan. Tenaga
|
untuk memutarkan mesin pertama kali harus berasal dari luar
mesin. Gerakan awal
|
untuk memutarkan mesin diperlukan untuk melakukan proses kerja
mesin mulai dari
|
langkah isap, kompresi (saat akhir langkah kompresi busi
memercik pada motor
|
bensin atau bahan bakar diinjeksikan pada motor diesel),
kemudian usaha (terjadi
|
pembakaran) sehingga mesin dapat hidup, dan langkah buang. Jadi
yang memberikan
|
tenaga pertama kali untuk melakukan proses kerja mesin berasal
dari luar mesin.
|
Sistem yang memberikan tenaga awal untuk menghidupkan mesin
disebut dengan
|
sistem starter.
Gb. Sistem Starter pada Kendaraan
Gambar di atas memperlihatkan mesin sebuah kendaraan. Motor
starter pada
|
mesin tersebut terletak di bagian belakang mesin karena saat
bekerja motor starter
|
harus berkaitan dengan roda penerus (flywheel) pada mesin
tersebut. Jika motor
|
starter bekerja atau berputar, roda gigi (pinion gear) pada
motor starter memutarkan
|
roda penerus sehingga poros engkol berputar. Gerakan putar
inilah yang
|
menyebabkan piston bergerak untuk melakukan proses isap,
kompresi, usaha, dan
|
buang sehingga mesin dapat hidup. Sistem starter pada kendaraan
meliputi beberapa
|
komponen yaitu motor starter, kunci kontak, baterai, dan
kabel-kabel penghubung
|
antar komponen (harness). Sumber energi untuk menggerakan motor
starter berasal
|
dari baterai.
|
Sistem starter bekerja untuk mengubah energi listrik dari
baterai menjadi
|
energi gerak (mekanik/putaran). Komponen utama untuk mengubah
energi listrik
|
menjadi energi mekanik adalah motor listrik. Motor ini harus
dapat membangkitkan
|
momen puntir yang besar untuk dapat memutarkan mesin saat
pertama kali
|
dihidupkan. Kecepatan minimum yang diperlukan untuk menghidupkan
mesin berbeda
|
A. Komponen dan Fungsi Komponen Sistem Starter
|
Sistem starter menggunakan motor listrik untuk memutarkan mesin
sehingga
|
sistem bahan bakar dan sistem pengapian (pada mesin bensin)
dapat bekerja. Motor
|
starter menggerakan atau memutarkan mesin pada saat gigi pinion
dan ring gear pada
|
roda penerus berkaitan. Beberapa komponen yang ada pada motor
starter di
|
antaranya adalah baterai, kunci kontak, saklar netral pada
transmisi (hanya pada
|
model tertentu), saklar magnetik / solenoid (magnetic switch), dan motor
starter.
Gb. Komponen dan Rangkaian Sistem Starter
Berikut ini dijelaskan secara singkat fungsi komponen pada
sistem starter:
|
1. Baterai
|
Baterai pada sistem starter berfungsi sebagai sumber energi yang
|
menyediakan arus listrik sehingga motor starter dapat bekerja
dan memutarkan mesin.
|
2. Kunci kontak
|
Kunci kontak berfungsi untuk mengaktifkan sistem starter dengan
memberikan
|
arus dari terminal ST (starter) pada kunci kontak ke solenoid.
Skema kunci kontak dan
|
terminal-terminalnya digambarkan pada gambar di bawah ini. Pada
sistem starter,
|
terminal yang dipakai adalah terminal ST dan dihubungkan dengan
motor starter pada
|
Gb. Kunci Kontak
3. Saklar netral pada
transmisi
|
Saklar ini berfungsi sebagai pengaman saat mesin di-start agar
kendaraan
|
tidak meloncat atau jalan saat distarter. Dengan adanya saklar
ini, maka saat gigi
|
transmisi berada pada posisi gigi tertentu mesin tidak dapat
di-start kecuali transmisi
|
dalam keadaan netral. Tidak semua kendaraan dilengkapi dengan
saklar ini, jadi
|
hanya pada kendaraan tertentu saja.
|
4. Solenoid
|
Solenoid berfungsi sebagai saklar utama yang memungkinkan arus yang
|
besar mengalir dari baterai ke motor starter. Selain itu,
solenoid juga berfungsi untuk
|
mendorong roda gigi pinion motor starter sehingga berkaitan
dengan roda gigi
|
penerus (ring gear). Solenoid bekerja berdasarkan gaya magnet
yang dibangkitkan
|
oleh kumparan yang ada di dalamnya.
|
5. Motor starter
|
Motor starter berfungsi untuk mengubah energi listrik yang
berasal dari baterai
|
menjadi energi mekanik atau energi gerak / putaran.
Tenaga yang
|
dihasilkan digunakan sebagai penggerak awal untuk memutarkan
poros engkol
|
melalui roda penerus (flywheel) sehingga proses kerja mesin
mulai dari langkah isap,
|
kompresi, usaha dan buang dapat terjadi dan mesin dapat hidup.
Motor starter yang
|
banyak digunakan ada beberapa macam yaitu motor starter tipe
konvensional, motor
|
starter tipe reduksi, dan motor starter tipe planetari.
|
B. Cara Kerja Sistem Starter Konvensional
|
Kerja sistem starter ini terbagi menjadi tiga keadaan, yaitu
saat kunci kontak
|
pada posisi posisi start (ST), saat gigi pinion berhubungan dengan
gigi pada roda
|
penerus (flywheel), dan saat kunci kontak kembali pada posisi ON
atau IG. Berikut
|
Saat kunci kontak posisi start (ST)
|
Gb. Kerja sistem starter saat
kunci kontak posisi ST
Kunci kontak (ignition switch) yang diputar pada posisi start
menyebabkan
|
terjadinya aliran arus ke kumparan penarik (pull-in coil) dan ke
kumparan penahan (hold in coil)
|
yang secara bersamaan.
Saat gigi pinion berhubungan
dengan ring gear
|
Plunyer bergerak ke kanan pada saat kumparan pull-in coil dan kumparan
|
hold-in coil menghasilkan medan magnet. Gerakan ini menyebabkan
gigi pinion
|
berkaitan penuh dengan ring gear dan plat kontak pada bagian
ujung kanan plunyer
|
menempel dengan terminal utama pada solenoid sehingga terminal
30 dan terminal C
|
terhubung. Arus yang besar dapat mengalir melewati kedua
terminal tersebut. Pada
|
keadaan ini tegangan di terminal 50 sama dengan tegangan di
terminal 30 dan
|
terminal C. Karena tegangan di terminal C sama dengan tegangan
di terminal 50,
|
maka tidak ada arus yang mengalir ke kumparan pull-in coil dan
kemagnetan di
|
kumparan tersebut hilang.
Aliran arus yang besar melalui kumparan medan dan kumparan
armatur
|
menyebabkan terjadinya medan magnet yang sangat kuat sehingga
motor starter
|
berputar cepat dan menghasilkan tenaga yang besar untuk
memutarkan mesin.
|
Medan magnet pada kumparan pull-in coil dalam kondisi ini tidak
terbentuk karena
|
arus tidak mengalir ke kumparan tersebut. Selama motor starter
berputar plat kontak
|
harus selalu dalam kondisi menempel dengan terminal utama pada
solenoid. Oleh
|
sebab itu, pada kondisi ini kumparan hold-in coil tetap dialiri
arus listrik sehingga
|
medan magnet yang terbentuk pada kumparan tersebut mampu menahan
plunyer dan
|
plat kontak tetap menempel. Dengan demikian, meskipun kumparan
pada pull-in coil
|
kemagnetannya hilang, plunyer masih dalam kondisi tertahan.
|
Saat kunci kontak kembali ke
posisi ON (IG)
Gb. Kerja sistem starter saat
kunci kontak kembali ke posisi ON (IG)
Setelah mesin hidup, maka kunci kontak dilepas dan posisinya
kembali ke
|
posisi ON atau posisi IG (ignition). Namun demikian sesaat
setelah kunci kontak di
|
lepas, plat kontak masih dalam kondisi menempel. Pada keadaan
ini terminal 50 tidak
|
akan mendapatkan lagi arus listrik dari baterai.
Seperti dijelaskan pada aliran arus nomor (1), motor starter
masih dialiri arus
|
yang besar sehingga pada saat ini motor starter masih berputar.
Aliran arus seperti
|
yang dijelaskan pada nomor (2) terjadi juga pada kumparan
pull-in coil dan kumparan
|
hold-in coil
|
Aliran arus dari terminal C ke kumparan pull-in
coil dan kumparan hold-
|
in coil arahnya berlawanan sehingga medan magnet yang dihasilkan
juga akan
|
berlawanan arah kutubnya sehingga terjadi demagnetisasi atau
saling menghilangkan
|
medan magnet yang terbentuk oleh kedua kumparan tersebut.
Akibatnya, tidak ada
|
kekuatan medan magnet yang dapat menahan plunyer sehingga
plunyer akan
|
bergerak ke kiri dan kembali ke posisi semula sehingga plat
kontak terlepas dari
|
terminal 30 dan terminal C. Arus yang besar akan berhenti
mengalir dan motor starter
|
berhenti berputar.
|